Nama
:
FAdhlul Hanif
Kelas
:
1TA05
NPM
:
12315347
Tugas Ilmu Budaya Dasar
Manusia
dan Penderitaan 2
1. Pengertian
kekalutan mental
Pengertian kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi
tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau
kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di
sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau
teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat
semangat lagi dalam hidup.
2. Gejala-gejala
seseorang mengalami kekalutan menta
Gejala-gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut ;
Jasmaninya sering merasakan
pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
Jiwanya sering menunjukkan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Proses – proses yang diambil oleh
sesorang dalam menghadapii kekalutan mental, sehingga mendorongnya kearah :
Positif, bila trauma (luka jiwa)
yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan
yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya
tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu 4JJ1 SWT, dan bertekad untuk
tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami
tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
Agresi, yaitu : Meluapkan rasa emosi
yang tidak terkendali dan cenderung melakukan tindakan sadis yang dapat
mambahayakan orang lain.
Regresi, yaitu : Pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
Fiksasi, yaitu : Pembatasan pada
satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
Proyeksi, yaitu : Melemparkan atau
memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
Indentifikasi, yaitu : Menyamakan
diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi, (kecantikan, dengan bintang
film .dll)
Narsisme, self love yaitu : Merasa
dirinya lebih dari orang lain.
Autisme yaitu : Menutup diri dari
dunia luar dan tidak puas dengan pantasinya sendiri.
3. Tahap
– tahap gangguan kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
adalah:
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
b. Usaha mempertahankan diri dengan
cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
d. Krisis ekonomi yang berkepanja
gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama
gangguan kecemasan.
e. Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat
serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat
memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
f. Faktor sosial atau lingkungan
juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan.
4. Sebab
– sebab seseorang mengalami kekalutan mental
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah
:
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah,
pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan,
justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Kekalutan merupakan titik
patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental
Kepribadian yang lemah.
Terjadinya konflik sosial budaya.
Cara pematangan batin.
J. Proses kekalutan mental
Proses-proses kekalutan mental yang
dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
Positif : trauma (luka jiwa) yang
dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup,
misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan
dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif : trauma dialami
diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yangbersangkutan mengalami
frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
5. Penderitaan
dan Perjuangan
Hubungan penderitaan dan
perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini
pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan.
Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung
kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin
apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha
mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini
bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang
lain yang melihat atau berada di sekitarnya. Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan
penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut.
Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup
dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa
kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka.
Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia
bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi
selasin dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai
oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau
penderitaan orang lain.
6. Penderitaan
, Media Massa dan Seniman
Hubungan penderitaan, media
masa dan seniman
Bagi media masa dan seniman
penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat
sehingga ikut merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia
merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat berita,kemudian
akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara seniman yang kemudian
akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni
7. Penderitaan
dan Sebab-sebabnya
Sebab-sebab timbulnya
penderitaan
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang
manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata
lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang
menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai
penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan
kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
Apabila kita kelompokkan secara
sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat diperinci sebagai berikut:
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk mi dapat diperbaiki
manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam mi dialami
manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
1. Seorang anak lelaki buta sejak
dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone
Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo
Mesir.
2. Nabi Ayub mengalami siksaan
Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita
penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan.
Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak lebih muda,
sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita dihadapkan kepada
masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga
sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur,
karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
8. Pengaruh
Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan dalam
peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif
biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau
sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti
ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang
menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap
positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton,
maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan
untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti
dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus
disingkirkan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar