BANGUNAN
AIR LAUT DENGAN BAHAN TAMBAH AMPAS BATU BARA
( fly ash )
DISUSUN
OLEH :
FADHLUL
HANIF
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di
era modern ini, perkembangan tentang pembangunan sudah sangat pesat. Banyak pembangunan
yang di lakukan, seperti gedung, jembatan ataupun jalan. Indonesia adalah
Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Dengan
populasi lebih dari 258 juta jiwa, Indonesia merupakan Negara berpenduduk
terbesar keempat di dunia dan Negara yang berpenduduk muslim terbanyak di
dunia. Indonesia merupakan Negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang
di dunia dengan total panjang 99.093 kilometer. Dengan infrastruktur yang ada,
Indonesia membutuhkan infrastruktur antar pulau untuk keberlanjutan ekonomi,
terutama bangunan yang terdapat di wilayah air laut.
Banyak
bahan-bahan struktur yang digunakan di dalam pembangunan di Indonesia, seperti
kayu, baja dan beton. Tetapi, Bahan struktur yang banyak dipilih adalah beton.
Faktor yang mendukung untuk pemilihan beton itu sendiri adalah ekonomis,
ketahan terhadap api, kekakuan, dan kemudahan dalam perawatan.
Beton
adalah suatu campuran yang berisi pasir, kerikil, atau agregat lain yang dicampurkan
menjadi satu dengan suatu pasta yang dibuat dari semen dan air yang membentuk
suatu masa padat. Banyak kelebihan beton sebagai bahan bangunan struktur, yaitu
ekonomis, dapat di bentuk sesuai keinginan, dapat memikul beban yang berat,
tahan terhadap temperatur tinggi dan biaya pemeliharaan yang kecil. Sedangkan
untuk kekurangannya beton tidak dapat menahan beban tarik yang besar, beton
yang telah di bentuk tidak dapat di ubah dan membutuhkan cetakan sebagai alat
pembentuk.
Pengaruh
penggunaan semen juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya
adalah semen sebagai bahan baku untuk pembuatan rumah, jembatan, jalan raya dan
pembuatan bangunan air. Untuk kekurangannya, semen mempunyai dampak terhadap
udara, air, dan lahan, seperti penurunan kualitas segi kesuburan tanah akibat
penambangan tanah liat,limbah cair dari pabrik dan debu yang dihasilkan dari
proses pembakaran. Karenanya perlu senantiasa dikembangkan beton ramah
lingkungan sehingga pembangunan tidak perlu berhenti demi lingkungan.
Beton
Hijau adalah topik revolusioner dalam sejarah industri beton. Hal ini pertama
kali ditemukan di Denmark pada tahun 1998, beton hijau tidak ada hubungannya
dengan warna. Ini adalah konsep berpikir lingkungan ke dalam beton yang
mempertimbangkan setiap aspek dari bahan baku hingga cara memproduksi lebih
dari desain campuran untuk desain struktural, konstruksi, dan umur. Beton hijau
sangat murah untuk diproduksi, karena produk limbah yang digunakan sebagai
pengganti sebagian semen, biaya untuk pembuangan limbah dihindari, konsumsi
energi dalam produksi lebih rendah, dan daya tahan yang lebih besar. Salah satu
bahan tambah untuk beton adalah ampas batubara (fly ash). Fly ash merupakan
sisa-sisa pembakaran batubara dan dengan digunakannya fly ash, dapat mengurangi
pencemaran udara, terutama untuk bangunan air.
Bangunan
air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan air di
sungai, laut maupun danau. Untuk bangunan yang terdapat di daerah sekitaran
laut seperti jembatan, jetties, pemecah ombak dan dermaga perlu dilakukan
perawatan beton (curing) dengan air laut. Air laut sendiri memiliki kandungan
air sebanyak 3,5% yang dapat menggerogoti kekuatan dan keawetan beton. Hal ini
disebabkan klorida (cl) yang terdapat pada air laut yang merupakan garam yang
bersifat agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Penggunaan fly ash adalah
salah satu metode dalam memanfaatkan limbah yang ada. Pengaruh penambahan fly
ash pada beton untuk bangunan air laut berfungsi sebagai penutup rongga-rongga
pada beton dan dapat meningkatkan kekuatan beton.
Metode
perawatan beton (curing) pada bangunan air laut dengan bahan tambah fly ash
adalah dengan memanfaatkan material limbah yang ada. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kekuatan tekan beton terhadap 3 merk semen dengan penambahan
fly ash sebanyak 10% yang merupakan presentase yang paling baik terhadap
pengaruh air laut terhadap beton, serta menggunakan variasi perendaman dalam
air laut selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
mengetahui merk semen yang memiliki kuat tekan beton paling tinggi menggunakan
bahan tambah fly ash 10 % dengan perawatan beton (curing) pada air laut,
2.
mengetahui pengaruh umur perendaman beton terhadap kekuatan beton dengan bahan
tambah fly ash 10%,
3.
mengetahui hubungan antara kuat tekan dan penyerapan air laut pada beton dengan
bahan tambah fly ash 10%,
4.
mengetahui penggunaan merk semen yang paling baik menggunakan bahan tambah fly
ash 10% dengan perawatan beton (curing) air laut.
1.3 Tujuan
Penulisam
1. mengetahui pengaruh
air laut terhadap kuat tekan beton dengan bahan tambah fly ash,
2. mengetahui kuat tekan
beton terhadap umur beton dengan bahan tambah fly ash,
3. mengetahui hubungan
kuat tekan terhadap penyerapan air laut dengan bahan tambah fly ash,
4. mengetahui penggunaan
merk semen yang paling baik dengan bahan tambah fly ash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar